Dilema tugas kepala sekolah memang benar adanya. Akan tetapi, tugas utama adalah guru 6 jam mengajar, dan selebihnya tugas tambahannya kepala sekolah (KS). Jangan dibalik. Inilah uniknya KS, selain guru tidak bisa menjadi KS ia juga menduduki jabatan strategis. Oleh sebab itu KS harus memenuhi 5 standar kompetensi ……dan kalau sampai tidak mengajar berarti tidak bisa mengelola pembelajaran…. apalagi mengelola sekolah.Bicara tentang EMASLIM, misalnya terdiri atas 300 butir indikator atau lebih, jikalau dikelola dari awal seharusnya tidak berat. Yang pasti KS tidak kerja sendiri ada waka-waka. Dan, tidak menjadi manajer bakul soto, ya belanja, ya memasak , ya penjual /teler , ya tukang cuci mangkok. Di sisi lain, ada juga KS tidak pernah keluar dari ruangannya. Hal seperti ini menjadi delima.
Sebaiknya, dibuat mudah saja, tugas yang melekat sebagai guru ya dipenuhi …. bahkan dalam mendesain pembelajaran KS seharusnya bisa lebih baik, lebih efektif dan efisien dari guru-guru lainnya karena KS adalah ketua tim penilai kinerja guru.
Permendiknas 41 tahun 2007 tentang standar proses ditegaskan bahwa KS dan pengawas wajib mensupervisi dan memberikan cotoh keteladanan. KS mengajak berkolaborasi sehingga jika guru tertutup maka KS-lah yang mendorong untuk berubah menjadi terbuka.
Tugas menjadi KS semakin sangat berat setelah adanya PK guru dan PK KS, apalagi jika terbukti hasilnya tidak memenuhi standar, akan tetapi kita percaya KS bersama guru-guru siap mencerdaskan anak bangsa di era multi krisis. Amin