Memang benar kepala sekolah tetaplah harus menjadi guru, jadi tetap ada kewajiban mengajar. Akan tetapi dari pengalaman beberapa kepala sekolah pada sekolah yang jumlah rombongan belajarnya cukup banyak dan memiliki tenaga pendidik yang banyak pula, dua kewajiban itu sungguh tidak mudah melaksanakannya.
Untuk melaksanakan tugas EMASLIM-nya saja sudah menyita banyak waktu dan pikiran. Belum lagi melaksanakan kegiatan dinas di luar sekolah. Beginilah dilemanya, ditaruh jam mengajar pagi pada jam ke-1 dan ke-2, kita tahu bahwa jam pertama masuk adalah jam riskan. Bukankah pada saat itu kepala sekolah wajib memantau guru maupun siswa yg “aktif terlambat”.
Ditaruh jam siang kepala sekolah banyak menerima tamu atau rapat dinas. Seorang kepala sekolah berkelakar, ibarat di bank, kami ini Manajer Bank, sekaligus Teller atau customer service yang melayani langsung nasabah dan hal itu tidak kita temui di pelayanan bank.
Sekali pun begini, kepala sekolah tetap tidak memiliki pilihan untuk memilih salah satu. Konsekuensi dari kesediaannya menjadi kepala sekolah adalah menjadi guru yang dapat memimpin.