Tanggal 1 Mei bagi masyarakat se dunia diperingati sebagai Hari Buruh (May Day). Bagi sebagian kecil warga pendidikan di Kulon Progo, Rabu, 1 Mei 2013 ini merupakan hari yang istimewa, meskipun tidak terkait dengan hari buruh se dunia tersebut. Tidak ada orasi, tidak ada upacara dan tidak ada demonstrasi. 1 Mei 2013 genap satu tahun usia dari sebuah komunitas kecil di lingkungan pendidikan di Kulon Progo, komunitas yang berinteraksi memanfaatkan jejaring sosial Facebook dengan nama Jaringan Data Dinas Pendidikan Kulon Progo. Tujuan utama dari dibentuknya komunitas ini adalah sebagai media untuk mempercepat komunikasi dan informasi terkait dengan berbagai hal yang sedang, akan dan telah dilakukan. Selain itu, komunitas ini juga bermanfaat untuk media untuk konsultasi terkait dengan hal-hal teknis kegiatan antara pihak sekolah dengan pihak UPTD maupun Dinas Pendidikan tingkat Kabupaten.
Dalam usianya ini, telah tergabung 1.100 anggota Group yang terdiri dari para guru, kepala sekolah, pengawas, karyawan UPTD, karyawan dinas pendidikan dan para operator data pendidikan di semua sekolah.Selama perjalanan waktu dari aktivitas komunitas ini, aktivitas yang mendominasi adalah aktivitas para petugas pengelola data pendidikan (Operator). Para Operator Data Pendidikan di lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Kulon Progo, menamakan komunitasnya "Laskas Dolanan Ongko Kulon Progo" dengan sebuah motto " Angka Kita Akan Merubah Warna Dunia". Aktivitas para operator ini dibawah koordinasi Sekretariat KK-DATADIK Dinas Pendidikan Kabupaten Kulon Progo. Belum banyak masyarakat umum maupun jajaran pemerintah daerah yang mengetahui sepak terjang para Operator Data Pendidikan "Laskar Dolanan Ongko Kulon Progo" ini. Hal ini wajar terjadi karena secara struktural organisasi, operator tidak termasuk salah satu unsur yang masuk dalam struktur organisasi. Sebenarnya fungsi dan peran para operator data ini sangatlah penting bagi pihak sekolah, UPTD maupun Dinas Pendidikan Kabupaten, karena dari perjuangan tangan-tangan para operator inilah segala data dan informasi terlahir. Dan karena ketersediaan data dan informasi inilah semua program dan anggara untuk pendidikan dapat disusun. Melihat arti penting keberadaan tanaga operator data pendidikan saat ini, yang mana tuntutan layanan data dan informasi yang dituntut tepat, cepat dan akurat dan berbasis IT, seharusnya status dan kesejahteraan mereka menjadi salah satu target perhatian dari seluruh pengampu kebijakan, mulai dari pihak manajemen sekolah, pemerintah daerah (dinas pendidikan kabupaten) maupun pihak pemerintah pusat (kemdikbud). Operator data pendidikan yang saat ini berstatus "relawan pendidikan" karena sebagian besar adalah tenaga tidak tetap yang bekerja di sekolah/satuan pendidikan tanpa memiliki SK Pengangkatan yang kuat karena sejak tahun 2005 ada ketentuan bahwa tidak boleh mengangkat GTT maupun PTT. Sebuah dilema harus dihadapi oleh dunia pendidikan saat ini, apabila taat terhadap ketentuan tentang larangan pengangkatan tenaga tidak tetap, maka banyak kewajiban yang sangat sulit terselesaikan karena ketidaktersediaan petugas yang menanganinya, sementara jika "terpaksa" mengangkat tenaga tidak tetap, akan terkendala penyediaan anggaran untuk gaji atau kesejahteraannya. Semoga segera ada solusi dari para pemangku kebijakan di negeri ini bagi nasib para pejuang data pendidikan ini. (EDO)
|