Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bekerja sama dengan Bank Dunia, Kedutaan Besar Kerajaan Belanda untuk Indonesia, Kedutaan Besar Australia untuk Indonesia, dan Uni Eropa, mengadakan dialog tentang pencapaian tujuh tahun program Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
Acara yang diadakan di kantor Kemdikbud Gedung A Lt.3 ini dihadiri Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan bidang Pendidikan, Musliar Kasim, Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Wiendu Nuryanti, serta Duta Besar Kerajaan Belanda, Duta Besar Australia dan perwakilan Uni Eropa. Mereka memberikan apresiasi atas keberhasilan capaian Indonesia dalam menyalurkan BOS.
Musliar Kasim dalam sambutannya mengatakan, BOS dari pemerintah Indonesia telah membuka pintu sekolah bagi generasi muda Indonesia dan juga mengubah hidup anak-anak Indonesia. Tujuan BOS secara umum adalah untuk meringankan beban masyarakat terhadap pembiayaan pendidikan dalam rangka wajib belajar 9 tahun yang bermutu. "Secara khusus BOS membebaskan pungutan bagi siswa di SD dan SMP Negeri serta meringankan beban biaya bagi siswa di sekolah swasta," katanya.
Program BOS telah membantu sekitar 44,6 juta siswa di 228 ribu sekolah dasar dan menengah pertama. Musliar Kasim juga menyampaikan bahwa alokasi BOS per murid saat ini telah meningkat dari Rp. 390.000 menjadi Rp. 580.000 per murid SD dan dari Rp. 570,000 menjadi Rp. 710,000 per murid SMP per tahun pada tahun 2012. "Dengan meningkatkan jumlah dana yang fleksibel penggunaannya untuk sekolah, program BOS membuka jalan bagi akuntabilitas dan otonomi yang lebih baik dalam sistem pendidikan," imbuhnya. (JS)