Pelatihan guru dengan metode master teacher ini yang disiapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terkait dengan pelaksanaan kurikulum baru pada 2013 mendatang terus diragukan. Pelatihan yang akan dilakukan selama enam bulan ini dinilai sulit menuai hasil optimal.
Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi Golkar, Ferdiansyah, mengatakan bahwa metode master teacher yang akan dilaksanakan oleh pemerintah tersebut disangsikan akan berhasil. Menurutnya, guru sendiri akan kesulitan jika kemudian harus menurunkan ilmu pada guru lain dalam jumlah yang banyak.
"Okay-lah untuk tahap pertama ini hanya ribuan saja guru yang harus dilatih. Tapi kan kalau yang dibilang menteri seperti multilevel marketing, berarti semakin ke bawah kan akan semakin banyak guru yang dilatih. Bisa jadi seorang guru mengajar ratusan guru. Ini pelatihan guru, bukan bikin film kolosal Saur Sepuh," kata Ferdiansyah saat dihubungi, Kamis (20/12/2012).
Ia juga mengaku keberatan jika guru ahli untuk program master teacher ini diambil berdasarkan nilai Uji Kompetensi Awal (UKA) dan Uji Kompetensi Guru (UKG). Menurutnya, hasil UKG yang berlangsung Agustus hingga November lalu tidak dapat dijadikan ukuran begitu saja.
"Pelaksanaan UKG juga masih banyak yang belum terlaksana dengan baik. Jika ngambilnya dari situ maka apa iya terus hasilnya baik," ujar Ferdiansyah.
Ia menambahkan bahwa untuk menjadi seorang guru ahli yang terpenting adalah mampu menyampaikan ilmu secara optimal pada anak didiknya bukan hanya sekadar mampu menjawab soal dan meraih nilai tertinggi saat uji kompetensi.
"Guru itu tidak cuma pinter ngerjain soal tapi harus bisa transfer ilmu pada peserta didiknya. Nah, sekarang ada guru yang ngajarnya bagus tapi gugup saat ngerjain soal atau masih gagap teknologi sehingga nilainya rendah. Lalu gimana ini? Tidak bisa uji kompetensi dijadikan standar begitu saja," tandasnya.
Sumber : http://edukasi.kompas.com/read/2012/12/20/17211383/Ini.Pelatihan.Guru.Bukan.Bikin.Film.Kolosal."Okay-lah untuk tahap pertama ini hanya ribuan saja guru yang harus dilatih. Tapi kan kalau yang dibilang menteri seperti multilevel marketing, berarti semakin ke bawah kan akan semakin banyak guru yang dilatih. Bisa jadi seorang guru mengajar ratusan guru. Ini pelatihan guru, bukan bikin film kolosal Saur Sepuh," kata Ferdiansyah saat dihubungi, Kamis (20/12/2012).
Ia juga mengaku keberatan jika guru ahli untuk program master teacher ini diambil berdasarkan nilai Uji Kompetensi Awal (UKA) dan Uji Kompetensi Guru (UKG). Menurutnya, hasil UKG yang berlangsung Agustus hingga November lalu tidak dapat dijadikan ukuran begitu saja.
"Pelaksanaan UKG juga masih banyak yang belum terlaksana dengan baik. Jika ngambilnya dari situ maka apa iya terus hasilnya baik," ujar Ferdiansyah.
Ia menambahkan bahwa untuk menjadi seorang guru ahli yang terpenting adalah mampu menyampaikan ilmu secara optimal pada anak didiknya bukan hanya sekadar mampu menjawab soal dan meraih nilai tertinggi saat uji kompetensi.
"Guru itu tidak cuma pinter ngerjain soal tapi harus bisa transfer ilmu pada peserta didiknya. Nah, sekarang ada guru yang ngajarnya bagus tapi gugup saat ngerjain soal atau masih gagap teknologi sehingga nilainya rendah. Lalu gimana ini? Tidak bisa uji kompetensi dijadikan standar begitu saja," tandasnya.