Hampir
sebagian besar guru terutama di tingkat Sekolah Dasar (SD) mendukung usulan
Bupati Kulonprogo untuk menyewa tenaga musiman yang bertugas membuat laporan
dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
Karena yang terjadi sekarang ini dilapangan tugas membuat laporan
dana BOS dikerjakan sebagai tugas sampingan bagi guru, namun dalam prakteknya
meski sudah diberikan pelatihan guru yang ditunjuk oleh Kepala Sekolah tetap
belum lancar dalam membuat laporan.
Akhirnya waktu terbanyak digunakan guru untuk mengerjakan
administrasi dana BOS, tugas utama mengajar kepada siswa peserta didik menjadi
terabaikan atau terbalik tugas utama mengerjakan administrasi dana BOS
sampingannya mengajar.
Dengan tidak fokus sebagai pengajar otomatis mutu kualitas lulusan
peserta didik menjadi tidak maksimal.
Seperti yang dilakukan Ristinah,S.Pd, bahkan harus membawa pulang
tugas sebagai administrasi dana BOS karena tidak kunjung selesai dikerjakan di
sekolah.
“Sangat tepat dan setuju dengan usulan Bupati untuk menyewa tenaga
musiman menyelesaikan administrasi pelaporan dana BOS, karena selama ini saya
kerepotan sekali, siswa- siswi yang saya ajar dikelas jadi terlantar dan
tertinggal pelajaran, saat sibuk menyelesaikan BOS yang dikejar Dinas siswa
terus hanya dikasih tugas saja, lha mau gimana lagi,”keluh Ristinah yang
mengajar di kelas V SDN Sendangsari Pengasih, Kamis (1/12).
Menurutnya, dana BOS sangat dibutuhkan bagi sekolah-sekolah, namun
demikian khusus SD memang menjadi kendala karena tidak adanya tenaga
administrasi, tidak seperti yang ada di tingkat sekolah SMP dan SLTA.
Usulan menyewa tenaga musiman khusus untuk mengelola dana BOS ini
dikatakan Bupati Kulonprogo, dr. H.Hasto Wardoyo,Sp.OG(K) saat bertatap muka
dengan para guru dalam acara Sarasehan Guru Kecamatan Kokap, di Rumah Pintar
desa Hargotirto, Kokap, Selasa (29/11) lalu.
Dalam kesempatan tersebut dr. Hasto mengusulkan supaya menyewa
tenaga musiman yang bertugas membuat laporan BOS, sehingga guru tetap fokus
mengajar dan tidak disibukkan membuat laporan BOS yang sangat menyita waktu.
Sementara tokoh masyarakat pemerhati pendidikan, Heri memberikan
solusi untuk memberdayakan penjaga sekolah dan kepala sekolah.
Khusus kepada penjaga sekolah yang saat ini ada tidak hanya
sekedar membuka, menutup sekolah dan membuat minuman serta membetulkan genteng
mlorot, namun ditambah ketrampilan komputer.
“Tenaga penjaga sekolah saat ini yang baru-baru itu PNS lulusan
setingkat SLTA golongan II, harusnya dibekali komputer, sudah tidak jamannya
lagi hanya buka, tutup pintu sekolah, buat minuman dan betulin genteng, rugi
negara sudah gaji jutaan tidak kerja seharian full,”katanya.
Sedangkan untuk mengisi kepala sekolah yang baru di harapkan tidak
berdasarkan urut umur,namun harus mempunyai keahlian mengoperasikan komputer
atau laptop dengan minimal program Word,Exel dan Powerpoint serta mampu
mengoperasikan LCD, sesuai tuntutan jaman di era teknologi informasi. (mc)