Keterampilan berpikir merupakan bagian penting dari pencapaian kompetensi belajar yang wajib guru tingkatkan. Istilah keterampilan itu sendiri tidak sama maknanya dengan keterampilan tangan. Namun demikian, indikator keberhasilannya sama-sama dapat dilihat pada aktivitas yang siswa tunjukkan dan karya yang dihasilkannya.
Dengan demikian istilah keterampilan sekarang digunakan dalam olah pikir atau keterampilan berpikir, dalam olah ilmu pengetahuan menjadi keterampilan mengelola dan menguasai informasi, dan menerapkan ilmu pengetahuan.
Untuk dapat menerapkan konsep ini tentu memerlukan latihan yang berulang-ulang karena kita memahami bahwa setiap keterampilan selalu semakin canggih jika semakin banyak diulang. Yang guru-guru khawatirkan adalah konsep pembelajaran ini tidak sesuai dengan kepentingan untuk meningkatkan nilai Ujian Nasional yang jelas-jelas memerlukan pengembangan kapasitas kognitif.
Pihak yang kurang setuju dengan menerapkan strategi itu, sebenarnya belum memaklumi bahwa peningkatan daya kognitif siswa itu memerlukan daya berpikir, kapasitas berpikir dan merealisasikan pikiran dalam karya sehingga pembelajaran tidak verbalistis.
Pada upaya pemenuhan standar proses dinyatakan bahwa standar kompetensi merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai. Ketiga ranah itu dalam kenyataannya tidak tampil sebagai komponen yang tampil sendiri-sendiri. Ketiganya terpadu dalam prilaku siswa.
Prilaku belajar untuk menguasai pengetahuan terpadu dengan keterampilan berpikir sehingga proses belajar mengandung unsur prilaku keterampilan berpikir, proses menguasai informasi, dan mendemonstrasikan hasil karya menerapkan ilmu pengetahuan. Puncak keberhasilan siswa adalah memadukan berbagai ide yang diolah dengan kecakapan berpikir kritis sehingga menghasilanakan produk belajar inovatif.
Indikator peningkatan mutu proses pembelajaran yang meliputi tiga strategi yang diharapkan itu dapat dipetakan seperti pada gambar di bawah ini.
Pemetaan aktivitas belajar yang mecakup tiga dimensi pada ranah konginitif yang tampil simultan dan terintegrasi dalam kegaiatan belajar siswa. Tiap bidang dapat diurai dalam berbagai aktivitas yang terukur. Setiap bidang dapat diuraikan dalam indikator pencapaian kompetensi yang menandai pencapian belajar siswa.
Namun demikian dalam aktivitas belajar ketiga aktivitas itu lebih sering tampak diintegrasikan seperti menggunakan pernyataan di bawah ini.
- Siswa mengkomunikasikan tujuan mempalajari materi yang dipelajarinya.
- Siswa merumuskan masalah yang dibahasnya.
- Siswa dapat mendemonstrasikan pengetahuan yang dikuasinya mengenai struktur sistem teknologi informasi yang digunakannya.
- Siswa menyajikan informasi baru dari internet yang menunjang pemecahan masalahnya.
- Siwa mendemonstrasikan keterampilan mempergunakan data yang variatif dalam mempertahankan argumentasinya.
Lima indikator pencapaian belajar di atas memadukan ketiga ranah belajar yaitu keterampilan berpikir, meningkatkan penguasaan informasi, dan mendemonstrasikan keterampilan menerapkan ilmu pengetahun dalam bentuk karya.
Semoga uraian ringkas ini dapat memicu ide baru dalam mengembangkan pembelajaran melalui penerapan strategi pembelajaran yang bervariasi dan terintegrasi pada aktivitas belajar yang atraktif, aktif dan kreatif.
Sumber : http://gurupembaharu.com