Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo menyambut baik kepedulian dari Republika dan PT Telkom, untuk melakukan upgrading dalam hal kemampuan belajar mengajar. Di depan para guru, Hasto Wardoyo berpesan bahwa sebagai guru harus hati-hati supaya tidak kena sindroma "I know - I know", (saya ngerti - saya tahu), dan bertekad untuk tidak mempermalukan anak didik, tetapi harus menghargai anak didik sebaik-baiknya, menjadi pelayan bagi anak didiknya, sehingga tidak menjatuhkan kredibilitas baik murid dan guru, serta bisa mendorong semangat belajarnya.
Acara Pelatihan Guru ini yang diselenggarakan melalui CSR Republika dan PT Telkom di Hotel King's, Wates, Jum'at pagi (23/9). Dalam acara tersebut Hasto Wardoyo menjelaskan bahwa dirinya juga belajar bagaimana melakukan transfer of knowldge kepada siswa, yaitu empat kali memuji dan satu kali menegur. Hal ini bisa memberikan semangat dan dorongan kepada siswa untuk maju sekaligus membesarkan hati siswa. "Penampilan yang sederhana sangat mempengaruhi penilaian murid terhadap gurunya. Yang memaknai guru adalah siswanya, hal ini harus disadari oleh para guru, sehingga guru harus menjaga karakter yang positif," ungkapnya.Saat meninggalkan acara, Bupati yang juga ahli kandungan ini menjelaskan bahwa Kabupaten Kulonprogo mengikuti program wajib belajar 9 tahun, berkonsentrasi pada masyarakat yang tidak mampu dalam mengakses pendidikan, supaya tidak ada ‘keterpaksaan' untuk mengikuti program wajar, karena Pemkab berusaha meringankan warga masyarakat dalam biaya pendidikan, baik biaya langsung maupun tidak langsung. Pelatihan ini berguna untuk guru supaya mampu mendewasakan diri, memberdayakan murid dan menghargai murid.
Menyinggung masalah guru honorer, menurut Hasto Wardoyo harus ada batasan yang tegas, guru honorer yang sudah mengajar sebelum tahun 2005 akan diproses (pengangkatannya) mengikuti aturan pemerintah, meskipun dalam waktu 1 - 2 tahun ini masih terbatas. Saat ini masih dilakukan pendataan dengan sebaik-baiknya.(MC)